Rating: | ★★★ |
Category: | Books |
Genre: | Religion & Spirituality |
Author: | Zaharah Muhammad |
Terbitan Kaki Novel
"Tuhan,
Yang Engkau hilangkan dari mata,
dari dunia... tidak mengapa.
Lindungilah diriku
agar tidak kehilangan rasa.
Agar tidak kehilangan syurga!"
Satu novel yang tidak kosong. penuh dengan perkongsian rasa, mengajak pembaca agar tidak semata2 leka dengan cinta dunia, sentiasa mengingatkan pembaca tentang Yang Maha Pencipta. Kisah2 yang dilalui Fatimah Azzahra adalah utk pengajaran kepada dirinya sendiri mengenai cinta. Cinta Mahfud, seorang pejuang ke jalan Allah bertapak di hatinya. Syahidnya Mahfud menjadikan Fatimah menyerahkan cintanya kepada Allah. dia merasakan cinta manusia yang hadir padanya ketika tu ada saja yg tak kena. Syafinaz menaruh cinta songsang padanya. Mazlan yang baik hati, yang jauh lebih muda darinya sudah meluahkan perasaan cinta kepadanya.
Cinta insan2 di sekelilingnya dia sedar ada cinta untuk hamba Allah. Syafinaz menemui cinta seorang suami setelah pemergian Fatimah, yang menghilang tiba2. Nasriah yang pernah mensia-siakan cinta seorang Zaharin, bertemu jodoh dgn Khairi yang hanya elok pada rupa, akhirnya bertemu dgn lelaki yang lebih baik setelah kematian Zaharin. Kak Muna yg kematian tunang, bertemu jodoh dgn suami sejati. Tibalah masanya Fatimah membuka pintu hatinya buat insan yang mengirim nota "izinkanlah mimpi berulang".
Kelakar jer membayangkan Fatimah terlompat masuk dalam singki sebab terkejutkan ular tedung yang masuk dlm dapur. hehe.
sure fine whatever
rinn
sinopsis belakang buku:
Yang indah!
Di dalamnya kita terperangkap, lalu mengenal diri.
Di dindingnya kita mencatat rasa, luahan dari kurungan.
Lalu kita mula menyedari diri, siapa kita!
Bukankah indah begitu? Di dalam kurungan itulah, kita mengenal diri, mengenal cinta. Di dalamnyalah kita mengenal harap, mengenal doa. Hidup ini adalah seuah penjara yang indah! Dari karangan bebunga derita, kita lurutkan tasbih cinta. Dari jejaring besi dunia, kita mengharap cahaya. Lalu kita seru cinta. Kita seru namaNYA.
ah...
Demikianlah indah hidup ini. walaupun ia hanya sebuah penjara. Dari penjara inilah, kita melihat betapa indahnya sebuah kematian. Betapa indahnya untuk bertemu DIA! Itulah perjalanan hidup sahabat saya. Mengingatinya, saya sering menginsafi diri. Lalu ujian hidup saya telah bagaikan sebuah kemanisan takdir daripada Ilahi. Dengan itu, saya persembahkan. Ini kisah, sebuah lakaran rasa yang dikutip dari perjalanan seorang Fatimah Azzahra bte. Hasyim. Yang dia kait dari warna2 pelangi, yg dia pintal dari kelabu awan, yg dia sulam dari bening perasaan. Kalau ingin mencari dia, carilah di luar jendela, ketika hujan renyai-renyai. Ketika senja berbaki. Ketika malam sudah bersedia untuk menangis...
RM18.00
410 mukasurat
No comments:
Post a Comment